PEMBAHASAN
1.
Pengertian Kebudayaan
Secara etimologis kebudayaan berasal dari
bahasa Sansekerta “budhayah”, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi
atau akal. Sedangkan ahli antropologi yang memberikan definisi tentang
kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah E.B. Tylor dalam buku yang
berjudul “Primitive Culture”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang
di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang didapat
manusia sebagai anggota masyarakat.
a.
Unsur-Unsur Kebudayaan
Koentjaraningrat
(1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi
pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah
-
Kesenian
Setelah
memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka
sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
-
Sistem
teknologi dan peralatan
Sistem
yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang
baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk
hidup yang lain.
-
Sistem
organisasi masyarakat
Sistem
yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk
yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing –
masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
-
Bahasa
Sesuatu
yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk
mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang
dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
-
Sistem
mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem
yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang
baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk
hidup yang lain.
-
Sistem
pengetahuan
Sistem
yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda
sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu
disampaikan agar yang lain juga mengerti.
-
Sistem
religi
Kepercayaan
manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa
ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
2. Pengertian Makhluk Budaya
Makhluk adalah sesuatu yang dijadikan atau
yang diciptakan oleh Tuhan (seperti manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan).
Sedangkan pengertian budaya seperti yang telah di sebutkan di atas adalah budi
atau akal. Bisa kita simpulkan bahwa makhluk budaya adalah makhluk yang
memiliki kelebihan dari makhluk – makhluk lain yang diciptakan di muka bumi
ini. Makhluk yang dimaksud yaitu manusia memiliki akal yang dapat dipergunakan
untuk menghasilkan ide dan gagasan yang selalu berkembang seiring dengan
berjalannya waktu.
3. Manusia sebagai Makhluk Berbudaya
Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya
memiliki hubungan yang sangat erat, dan hampir semua tindakan dari seorang
manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan
terhadap kebudayaan yaitu sebagai:
-
Penganut
kebudayaan,
-
Pembawa
kebudayaan,
-
Manipulator
kebudayaan, dan
-
Pencipta
kebudayaan.
Manusia adalah mahluk budaya artinya
mahluk yang berkemampuan menciptakan kebaikan, kebenaran, keadilan dan
bertanggung jawab. Sebagai mahluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal
budinya untuk menciptakan kebahagiaan baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat
demi kesempurnaan hidupnya. Sebagai catatan bahwa dengan pikirannya manusia
mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan kehendaknya manusia mengarahkan
perilakunya dan dengan perasaannya manusia dapat mencapai kebahagiaan.
Secara sederhana hubungan manusia
dengan kebudayaan itu adalah manusia sebagai perilaku/ makhluk budaya, dan
kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia. Dalam sosiologi manusia
dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, artinya walaupun keduanya berbeda tetapi
keduanya merupakan satu kesatuan , karena manusia yang menciptakan kebudayaan,
dan setelah tercipta kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai
dengannya.
Kualitas manusia pada suatu negara
akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula
pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena
kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.
4.
Pengaruh Kebudayaan bagi Kehidupan Manusia
Kebudayaan diciptakan manusia dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam rangka mempertahankan hidup serta
meningkatkan kesejahteraannya. Kebudayaan dapat memberikan pengaruh yang
positif bagi kehidupan manusia, namun kebudayaan juga dapat memberikan pengaruh
yang negatif, tergantung kebudayaan apa yang kita ciptakan atau kita
kembangkan. Karena tidak dapat di pungkiri bahwa kebudayaan yang ada di dunia
khususnya di Indonesia akan selalu mengalami perubahan. Masyarakat Indonesia
sebagai makhluk berbudaya pasti akan selalu mengembangkan budayanya agar
menjadi lebih baik lagi tanpa harus menghilangkan ciri-ciri utama budaya yang
mereka miliki. Tetapi secara tidak di sadari budaya yang berkembang ternyata
banyak mempengaruhi kehidupan manusia. Dalam proses perkembangan kebudayaan
terjadi pula penyimpangan dari tujuan penciptaan kebudayaan yang disebut
masalah kebudayaan. Masalah kebudayaan adalah segala system/tata nilai, sikap
mental, pola berfikir pola tingkah laku dalam berbagai aspek kehidupan yang
tidak memuaskan bagi warga masyarakat secara keseluruhan. Masalah tata nilai
dapat menimbulkan kasus-kasus kemasyarakatan antara lain : DEHUMANISASI,
artinya pengurangan arti kemanusiaan seseorang. Jadi kita melihat Dehumanisasi
terjadi akibat perubahan sikap manusia sebagai dampak dari penyimpangan tujuan
pengembangan kebudayaan. Untuk mengantisipasi hal itu, manusia harus dikenalkan
pada pengetahuan kebudayaan dan filsafat. Melalui filsafat bisa memaknai
tentang etika, estetika dan logika.
Kegunaan adanya nilai etika dan estetika dalam
kehidupan dalam bermasyarakat adalah hal yang wajib dipertahankan, sehingga
pada akhirnya masyarakat menyadari bahwa mempertahankan dan menyelamatkan
kebudayaan suatu daerah atau bangsa harus diletakkan di paling awal . Dan
menjadikan nilai kebudayaan sebagai acuan untuk menempuh kehidupan masa depan
masyarakat, dengan terus melakukan kontekstualisasi dan aktualisasi pada
berbagai dinamika zaman. Masyarakat harus bisa menyaring kebudayaan baru dengan
tetap memprioritaskan kebudayaan asal mereka jangan samapai kebudayaan kita
hilang hanya dikarenakan adanya budaya baru yang kita anggap lebih maju di
banding budaya kita sendiri dan agar menjadi masyarakat yang berbudaya,
tentunya dengan nilai etika dan estetika yang ada di dalamnya.
Kebudayaan mengalami dinamika seiring dengan
dinamika pergaulan hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan, dan adanya budaya
dari luar yang teradang kita langsung menerima dan menerapkan pada diri dan
kehidupan kita tanpa berfikir panjang dengan resiko efek ke kebudayan kita
sendiri.
Kita tahu bahwa pengaruh interaksi dengan
budaya barat mewarnai kehidupan bangsa indonesia. Karena budaya barat dianggap
sebagai ciri khas kemajuan dalam ekspresi kebudayaan indonesia. Padahal belum
tentu sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi masyarakatnya sendiri.
Misalnya saja kebudayaan yang tidak baik terhadap kepribadian, contohnya budaya pergaulan bebas gaya barat yang mempengaruhi kepribadian kita menjadi liar dan susah diatur, selalu saja ingin hidup bebas tanpa aturan, serta gaya hidup malam yang sangat disenangi oleh kaum pria maupun wanita. Jadi inilah efek dari kebudayaan barat yang telah masuk dalam suatu bangsa Indonesia yang mayoritas dicontoh oleh para kaum remaja.
Jadi pada intinya kita tidak bisa menutup berbagai sumber kebudayaan dari luar, oleh karena itu sebaiknya kita filter yang ada dalam diri kita sendiri. Baik buruknya suatu budaya tergantung dari diri kita untuk menyikapinya.
Karena kebebasan dan kesenangan hidup masyarakat barat tidak selamanya positif. Banyak kalangan remaja yang sedang mencari jati diri tergusur oleh tren-tren yang tak pernah berhenti diiklankan sebagai suatu gaya hidup yang menyenangkan dan mendunia. Serta banyak norma-norma masyarakat pribumi diindonesia yang terkikis dalam generasi mudanya.
Sisi negatif dari pengaruh budaya barat yang juga sebagai penyebab turunnya moral atau akhlak para remaja diindonesia .
1. Kurangnya pendidikan agama atau akhlak, yang sebagai kunci kontrol diri remaja dalam menghadapi sikap negatif dilingkungan sekitar.
2. Minimnya sumber pengetahuan yang diterima dari pendidikan yang layak.
3. Kurangnya rasa percaya diri dalam pergaulan sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungan yang buruk, dan juga ditambah minimnya ketrampilan untuk mengembangkan potensi diri kearah yang lebih baik.
Maka dari semua pengaruh tersebut, cara untuk mengatasi berbagai dampak pengaruh budaya global dibutuhkan dukungan dari pemerintah, tokoh masyarakat serta masyarakat indonesia untuk mengendalikan kondisi moral agar tetap berada pada nilai-nilai agama dan kebudayaan bangsa Indonesia ( budaya timur).
Misalnya saja kebudayaan yang tidak baik terhadap kepribadian, contohnya budaya pergaulan bebas gaya barat yang mempengaruhi kepribadian kita menjadi liar dan susah diatur, selalu saja ingin hidup bebas tanpa aturan, serta gaya hidup malam yang sangat disenangi oleh kaum pria maupun wanita. Jadi inilah efek dari kebudayaan barat yang telah masuk dalam suatu bangsa Indonesia yang mayoritas dicontoh oleh para kaum remaja.
Jadi pada intinya kita tidak bisa menutup berbagai sumber kebudayaan dari luar, oleh karena itu sebaiknya kita filter yang ada dalam diri kita sendiri. Baik buruknya suatu budaya tergantung dari diri kita untuk menyikapinya.
Karena kebebasan dan kesenangan hidup masyarakat barat tidak selamanya positif. Banyak kalangan remaja yang sedang mencari jati diri tergusur oleh tren-tren yang tak pernah berhenti diiklankan sebagai suatu gaya hidup yang menyenangkan dan mendunia. Serta banyak norma-norma masyarakat pribumi diindonesia yang terkikis dalam generasi mudanya.
Sisi negatif dari pengaruh budaya barat yang juga sebagai penyebab turunnya moral atau akhlak para remaja diindonesia .
1. Kurangnya pendidikan agama atau akhlak, yang sebagai kunci kontrol diri remaja dalam menghadapi sikap negatif dilingkungan sekitar.
2. Minimnya sumber pengetahuan yang diterima dari pendidikan yang layak.
3. Kurangnya rasa percaya diri dalam pergaulan sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungan yang buruk, dan juga ditambah minimnya ketrampilan untuk mengembangkan potensi diri kearah yang lebih baik.
Maka dari semua pengaruh tersebut, cara untuk mengatasi berbagai dampak pengaruh budaya global dibutuhkan dukungan dari pemerintah, tokoh masyarakat serta masyarakat indonesia untuk mengendalikan kondisi moral agar tetap berada pada nilai-nilai agama dan kebudayaan bangsa Indonesia ( budaya timur).
Ironis, selama ini kita hanya terlena
dalam memikirkan nasib bangsa dari sisi pembangunan perut semata. Akibatnya,
dari waktu ke waktu, kita hanya bisa merenungi peradaban baru yang membawa
bangsa ini semakin bodoh.
a. Hambatan
budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat
bergerak atau berubah karena adanya pandangan hidup dan sistem kepercayaan yang
sangat kental, karena kuatnya kepercayaan sekelompok orang dengan kebudayaannya
mengakibatkan mereka tertutup pada dunia luar dan tidak mau menerima
pemikiran-pemikiran dari luar walaupun pemikiran yang baru ini lebih baik
daripada pemikiran mereka. Sebagai contoh dapat kita lihat bahwa orang jawa
tidak mau meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai
petani. Padahal hidup mereka umumnya miskin.
b. Hambatan
budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi atau sudut pandang.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan
perbedaan presepsi dan sudut pandang ini dapat terjadi antara masyarakat dan
pelaksanaan pembangunan. Sebagai contoh dapat kita lihat banyak masyarakat yang
tidak setuju dengan program KB yang dicanangkan pemerintah yang salah satu tujuannya
untuk mengatasi kemiskinan dan kepadatan penduduk, karena masyarakat
beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
c. Hambatan
budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
Upaya untuk mentransmigrasikan
penduduk dari daerah yang terkena bencana alam sering mengalami kesulitan. Hal
ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa ditempat yang baru
hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka ditempat yang
lama.
d. Masyarakat
yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
Masyarakat yang tinggal di
daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar cendrung
memiliki ilmu pengetahuan yang terbatas, mereka seolah-olah tertutup untuk
menerima program-program pembangunan.
e. Sikap
tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.
Sikap ini sangat mengagung-agungkan
budaya tradisional sedemikian rupa sehingga menganggap hal-hal baru itu akan
merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara turun-temurun.
f. Sikap
etnosentrisme.
Sikap etnosentris adalah sikap yang
mengagungkan budaya suku bangsa sendiri dan menganggap rendah budaya suku
bangsa lain. Sikap seperti ini akan memicu timbulnya pertentangan-pertentangan
suku, ras, agama, dan antar golongan. Kebudayaan yang beraneka ragam yang
berkembang disuatu wilayah seperti Indonesia terkadang menimbulkan sikap
etnosentris yang dapat menimbulkan perpecahan.
g. Perkembangan
IPTEK
Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari
kebudayaan, sering disalah gunakan oleh manusia, sebagai contoh nuklir dan bom
dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan suatu
generasi, dan obat-obatan yang diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam
penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.
h. Pewarisan
kebudayaan.
Dalam hal pewarisan kebudayaan bisa
muncul masalah antara lain, sesuai atau tidaknya budaya warisan tersebut dengan
dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan generasi penerima terhadap warisan
budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan budaya
warisan.
Dalam suatu kasus, ditemukan generasi
muda menolak budaya yang hendak diwariskan oleh pendahulunya. Budaya itu
dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan
dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya yang baru diterima
sekarang ini.
i. Perubahan
kebudayaan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa
memunculkan masalah antara lain perubahan akan merugikan manusia jika perubahan
itu bersifat regress (kemunduran) bukan progress (kemajuan), perubahan bisa
berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan melalui revolusi,
berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.
j. Penyebaran kebudayaan.
Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan
masalah, masyarakat penerima akan kehilangan nilai-nilai budaya lokal sebagai
akibat kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh globalisasi budaya yang
bersumber dari kebudayaan Barat pada era sekarang ini adalah masuknya
nilai-nilai budaya global yang dapat memberi dampak negatif bagi perilaku
sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya pola hidup konsumtif, hedonisme,
pragmatis, dan induvidualistik. Akibatnya nilai-nilai asli kebudayaan bangsa
seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari
masyarakat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar